Rabu, 22 Desember 2010

ikan diskus

 Raja ikan hias air tawar adalah julukan yang pantas diberikan untuk ikan diskus. Disamping keindahan warna yang dimilikinya, misteri untuk memijahkannyapun baru terungkap dalam waktu yang sangat lama.

       Diskus pertama kali dipublikasikan tahun 1840 oleh Dr. Johann Jacob Heckel. Dari nama beliaulah nama diskus Heckel diambil. Dan sejak  saat itulah diskus mulai dipelihara dalam akuarium. Tapi untuk dapat memijahkannya diperlukan waktu yang sangat lama.

       Jenis diskus Heckel ini ditemukan di sungai Rio Negro (warna air coklat tua), Brasil. Diskus ini banyak sekali ditemukan di sungai ini terutama pada pertemuan sungai ini dengan sungai Rio Branco (warna air jernih). Agaknya tempat pertemuan antara dua buah sungai yang berbeda warna airnya ini sangat disukai oleh diskus Heckel.

       Pada tahun-tahun berikutnya para ilmuwan semakin tertarik mempelajari ikan ini, namun belum ada yang memperoleh kemajuan yang berarti. Mereka mencoba menernakan tetapi tidak berhasil. Salah satu penyebabnya ialah mereka tidak mengetahui pentingnya lendir dari tubuh induk untuk burayak. Situasi ini berlangsung sampai tahun 1959 ketika Harald Schulz membuat laporan tentang diskus alam. Dan mulai saat itulah beberapa diskus alam dibawa ke Jerman dan berhasil diternakan di sana.

       Dengan berjalannya waktu semakin banyak hobbyists yang memelihara ikan diskus dan berhasil menernakannya. Walalupun demikian diskus tetap menarik karena tantangan dalam membudidayakannya dan  harga jualnya yang tinggi.

       Diskus merupkan salah satu ikan hias air tawar yang memiliki warna, bentuk dan corak yang unik dan menarik. oleh karena keindahan dan keunikannya tersebut, para hobeis tak segan untuk memilihnya sebagai ikan hias peliharaan, walaupun harga diskus tergolong mahal. Dalam memilih diskus yang berkualitas baik, pilihlah warna kulitnya yang cerah, sisiknya tidak terkelupas, warna mata cerah, kedua insang terbuka dan tertutup secara bersamaan, memiliki gaya berenang yang tenang dan tidak takut pada manusia.

Botia macan

Nama Indonesia    : Botia Macan
Nama Inggris    : Clown Loach,
Nama Latin    : Sofia macracanfha
Klasifikasi    : Ordo Cypriniformes, Familia Cobitidae. ,
Keterangan    :


Ikan botia (Bofia macracanfha) merupakan salah satu ikan hias asli Indonesia yang tersohor kecantikannya. Bentuk tubuh botia yang indah, punggung agak bungkuk, sehingga sepintas tampak seperti pesawat tempur. Warna tubuhnya tidak rumit; berwarna dasar sawo matang dan kadang-kadang kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong dikepala persis melintas di mata, lalu ditengah tubuh agak lebar dan terakhir di pangkal ekor yang merambat sampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dua dengan ujung lancip warna orange dengan ujung kemerahan. Sirip anus hitam dengan tulang sirip kuning.

Perilaku : Ikan botia (Botia macracantha) banyak ditemukan bergerombol. Sebagaimana dengan kerabatnya dari marga botia yang aktif malam hari, botia sebaliknya. la berlenggok-lenggok siang maupun malam hari serta mengemari sinar asalkan tidak terlalu terik. Sifat yang juga menonjol pada ikan ini ialah kebiasaannya merayap di dasar air. Botia juga dikenal amat pemalu dan mudah terperanjat dan ketakutan, terutama pada gerakan yang tiba-tiba di sekitarnya.

Reproduksi : Ikan botia belum bisa dibudidayakan dalam arti belum bisa dipijahkan. Malah sekedar membedakan mana jantan, mana betinapun susah. Barangkali ikan ini tidak mencapai kematangan seksualnya.

Pakan : Ikan ini termasuk jenis ikan omnifora (makan segala macam makanan). Di habitat aslinya ikan botia memakan serangga, udang, kepiting, dan lain-Iain. Sedangkan di aquarium Gembira Loka ikan botia selain diberikan berupa pakan alami juga diberikan pakan buatan yaitu antara lain: Tubifex sp, Cyclops, Rotifera sp dan Apnia sp.

Habitat : Ikan ini banyak ditemukan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras), suhu air antara 24 sampai 30oc.

Salendar cicit

Nama Indonesia    : Salendar Cicit
Nama Inggris    : Siganus Valpinus,
Nama Latin    : Foxface rabbitfish
Klasifikasi    : Ordo Perciformes. Familia Singanidae.
Keterangan    :


Salendar cicit bertubuh sedang dan bentuknya pipih kelihatan dari samping lonjong. Warna badannya bagian belakang kuning cerah. sirip ekor dan sirip anus. Sedang bagian kepalanya belang hitam dan putih yang mengesankan ikan ini mempergunakan topeng pada kepalanya. Mulutnya agak runcing berbentuk tabung. Mulut kecil salendar cicit menyerupai mulut kelinci dan dipakai untuk mengunggisi ganggang. Ragam warnanya dapat menyamarkan bentuk sejati ikan ini. Sirip punggung dan sirip duburnya terdapat duri beracun yang dapat menimbulkan luka pedih bila terkena.

Perilaku : Lincah, suka damai, ketika di ganggu ikan ini ujung sirip punggungnya berkembang menghadap ke arah penyerang. duri.durinyamempunyai kelenjar beracun yang mana membuat luka menyakitkan. Di aquarium ikan ini terlihat aktif berenang di tempat terbuka dan meliuk menelusuri lubang karang. Sikap agresif terhadap jenisnya sendiri tetapi sangat ramah dengan ikan-ikan lain.

Reproduksi : Ikan ini di habitat aslinya dengan cara bertelur. akan tetapi perkembang biakannya di dalam aquarium tidak diketahui. Perbedaan kelamin antara ikan yang jantan dan ikan betina juga tidak diketahui.

Pakan : Di habitat aslinya ikan ini memakan bermacam-macam makanan hidup seperti jentik-jentik nyamuk, cacing sutera. ganggang dan daun selada. Sedangkan di aquarium Gembira Loka ikan ini selain di beri pakan hidup juga diberi pakan buatan antara lain seperti Tubifex sp,  Rotifera sp dan Apnia sp yang dibuat pelet.

Habitat : Danau dipinggir laut dan secara khas menghuni batu karang yang memanjang

Dakocan

Nama Indonesia    : Dakocan
Nama Inggris    : Three Spot dascyllus,
Nama Latin    : Dascyllus fri
Klasifikasi    : Ordo Perciformes, Familia Pomacantridae
Keterangan    :


Betok (Pamacanfridae) yang berwarna-warni terdapat di terumbu; koral, seperti ciclid yang sama bentuknya lubang hidung betokpun hanya satu dan didepan sirip dubur terdapat dua sirip kipas berduri. Betok dakocan (Dascyllus trimaculatus) badannya pipih dan tampak dari samping bulat dan mengesankan  butek. Warna badannya hitam dan legam dengan tiga buah bercak berwarna putih, satu didahi dan satu dikedua sisi tubuhnya. Bercak-bercak tersebut hilang setelah dewasa. Panjang jarang melebihi 15 cm. Di aquarium betok terlihat bagus  apabila ditempatkan secara berkelompok.

Perilaku : Hampir sama dengan klon mereka suka bermain dekat anemon dan mencari makan di antara batu-batu karang. Hidup dalam kawanan, dan bila bahaya mengancam, seluruh kelompok kawanan menghilang ke dalam koral. Ikan ini mempunyai perilaku teritorial yang kuat. Setiap ikan mempunyai celahnya masih-masing di dalam koral dan menjaganya. Ikan ini tidak cocok ditaruh dengan ikan-ikan yang lebih besar.

Reproduksi : Saat bereproduksi warna menjadi kemerah-merahan perak. Ketika bertelur, telur-telur diletakan pada rumpun-rumpun pada koral atau pada batu, dan induk akan menjaga sampai telur menetas.

Pakan : Di habitat aslinya mereka menyukai udang-udang kecil, larva, kepiting dan tidak jarang mereka membersihkan parasit di badan ikan yang ukurannya lebih besar. Sedangkan di aquarium Gembira Loka selain pakan alami ikan ini juga diberikan pakan buatan yaitu antara lain: Tubifex sp, Rotifera sp dan Apnia sp.

Habitat : Daerah tropis dan secara khas penghuni batu-batu karang yang memanjang ke laut sampai 55 m.

Kambing cincin biru

Nama Indonesia    : Kambing Cincin Biru
Nama Inggris    : Ringed emperor angelfish,
Nama Latin    : Pomacanthu
Klasifikasi    : Ordo Perciformes, Familia Chaetodontidae.
Keterangan    :


Kambing cincin biru (Pomacanthus annularis) mirip kepe-kepe besar, bertubuh cerah dan hidupnyapun diterumbu koral tempat kepe-kepe. Bentuk tubuhnya luas dan pipih. Perbedaannya dengan kepe-kepe terletak pada duri tiap tutup insang. Kambing cincin biru muda tidak dapat dibedakan dengan pomacanthus poculosus, warna biru tua dengan sekat-sekat vertikal biru muda. Setelah dewasa warna ikan ini kuning-coklat pudar dan dari sirip punggung sampai sudut terdapat garis-garis biru tua lima atau enam buah membujur sampai sirip dada. Di depannya (diantara) sirip dada terdapat cincin-cincin biru.

Perilaku : Kecuali pada musim kawin, hidup soliter (menyendiri). Warna-warninya yang terang tidak digunakan untuk penyamaran tetapi untuk menyatakan teritoriumnya yang dijaga dengan gigih. Bila ada warga sejenisnya memasuki daerah itu, ikan ini akan bertingkah mengancam dengan mempertunjukan warnanya. Jikalau yang melanggar daerah itu tidak juga pergi, maka terjadilah pertarungan.

Reproduksi : Ikan ini di habitat aslinya dengan cara bertelur. Perbedaan kelamin antara yang jantan dan betina sulit diketahui. Barangkali ikan ini tidak mencapai kematangan seksualnya.

Pakan : Di habitat asli ikan kambing kambing cincin biru memakan tunas-tunas, rumput-rumput, binatang air yang berkulit keras seperti udang, kepiting dan lain-lain. Ikan dewasa terutama makan yang sedikit lemaknya. Sedangkan di aquarium Gembira Loka ikan ini diberikan pakan buatan.

Habitat: Ikan ini terdapat didaerah karang-karang pantai yang memanjang ke laut sampai 30 m. Ikan dewasa sering dijumpai berpasangan di gua-gua

Hiu hitam

Nama Indonesia    : Hiu Hitam
Nama Inggris    : Black Shark,
Nama Latin    : Morrullus Chrysophekadi
Klasifikasi    : Ordo Cyprinjformes, Familia Cyprinidae.
Keterangan    :


Merupakan jenis ikan air tawar cantik, bentuk badan panjang, dari samping kelihatan pipih. Berwarna hitam arang pada keseluruhan badan dan sirip-siripnya dengan suatu bercak kemerahan atau kekuning-kuningan pada setiap sisik serta sirip punggungnya yang besar. Hiu hitam termasuk anggota genus labeo, tersebar luas menjadi ikan aquarium yang berasal dari India dan Asia Tenggara. Pada genus labeo, mulut terletak pada bagian perut di bawah moncong, dan biasanya berbentuk suatu cakram penghisap yang pinggirannya tajam dari zat tanduk. Di habitat aslinya mereka dapat mencapai panjang 60 cm.

Perilaku : Hidup soliter (menyendiri). Walaupun ramah terhadap ikan-ikan lain, ikan ini suka berkelahi dalam menjaga daerahnya dari serangan musuh. Ikan ini kadang-kadang menghalau serangan musuh sampai mati tidak hanya dari jenisnya sendiri tetapi juga ikan-ikan yang lebih besar dari lain jenis. Mempunyai nafsu makan yang baik sekali, menghabiskan sebagian waktunya di dalam  pencarian makanan.

Reproduksi : Dengan cara bertelur. Di aquarium ikan ini sulit berkembang biak, mungkin sebab tidak mencapai kematangan seksual. Perbedaan kelamin antara ikan jantan dan betina sulit diketahui karena banyak kesamaannya.

Pakan : Ikan ini di habitat aslinya lebih menyukai dari jenis sayur-sayuran seperti ganggang, daun selada dan rumput yang berbunga kuning selain juga memakan cacing sutera, kutu air, cyclops, jentik-jentik nyamuk dan lain-Iain. Sedangkan di aquarium Gembira Loka ikan ini diberi pakan makan buatan.
Habitat : Ikan ini di habitat aslinya banyak terdapat di sungai-sungai, danau- danau. Suhu

Grace kelly

Nama Indonesia    : Grace Kelly
Nama Inggris    : Polka Dot Grouper,
Nama Latin    : Chromileptes al
Klasifikasi    : Ordo Perciformes, Familia Serranidae.
Keterangan    :


Grouper kelompok ikan air laut, bentuk badan tegap sedang sampai besar, mulut lebar, rahang khas penuh barisan gigi pendek dan gigi taring didepan. Grace kelly mempunyai variasi sangat menarik diantara ikan dari kelompok grouper. Badannya lonjong dengan bagian kepala agak runcing moncong memanjang, bentuk atas cekung. Sirip punggung ikan ini besar. Warna dasar ikan cokelat muda/pudar dengan banyak terdapat bintik-bintik bundar hitam yang bertaburan di seluruh badan dan sirip-siripnya, juga kepalanya. Grace kelly yang masih muda merupakan jenis ikan yang populer di aquarium.

Perilaku : Grace kelly  tidak seperti ikan lain dari gelompok grouper yang pemalu, ikan ini suka bergerak terus menerus mondar-mandir di tempat terbuka. Gerakannya lemah gemulai dengan gerakan meluncur dengan tenaga dorongan sebagai besar dari sirip dada yang seperti dayung. Mereka  suka  nongkrong di dasar aquarium sampai beberapa menit. Ikan ini dapat hidup bersama ikan lain, asalkan ukurannya tidak terlalu kecil.

Reproduksi : Ikan ini dihabitat aslinya dengan cara bertelur. Di aquarium perkembang biakan ikan ini tidak diketahui, malahan sekedar membedakan kelamin antara yang jantan dan betina sulit. Barangkali ikan ini tidak mencapai kematangan seksual.

Pakan : Grace kel1y merupakan jenis ikan predator, pemakan ikan dan binatang air yang berkulit keras, seperti udang, kepiting dan lain-Iain. Ikan ini lebih menyukai pakan yang masih hidup. Namun dalam keadaan terpaksa ikan ini bisa menyantap jenis makanan lain. Di aquarium Gembira Loka ikan ini diberi pakan ikan dan udang.

Habitat : Ikan Grace kelly banyak dijumpai pada danau pinggir laut, yang secara khas menghuni batu karang yang memanjang ke laut, 2 sampai lebih kurang 40 m.
Ikan Barreleye

Ikan aneh yang matanya bisa berotorasi kebelakang yaitu barreleye (Macropinna microstoma), ikan unik yang ditemukan pada tahun 1939.

Ikan dengan wajah aneh dan isi kepala yang tercermin keluar ini hidup di daerah pantai California ditemukan secara tidak sengaja oleh para peneliti dari MBARI dengan kamera canggih yang mereka miliki.

Ikan barreleye hidup di kedalaman laut terdalam dimana sinar matahari tak bisa menembusnya.

Sehingga ikan ini melihat dengan menggunakan mata yang ultra sensitif.

Bruce Robison dan Kim Reisenbichler dari Monterey Bay Aquarium Research Institute mengamati ikan ini menggunakan sejumlah video dengan Remotely Operated Vehicles (ROVs) di California Tengah, kedalaman 600-800 meter di bawah permukaan laut.

Kamera ROV memperlihatkan ikan ini bergantung tak bergerak di air.

Matanya berada di kepala yang transparan, terisi cairan,

Robison dan Reisenbichler pernah juga membawa ikan ini ke permukaan hidu-hidup.

Di akuarium terlihat bahwa mata ikan ini bisa berputar horizontal dan vertikal.

Ikan barreleye panjangnya hanya beberapa inchi, biasa memangsa ikan kecil dan ubur-ubur. Matanya berwarna hijau, bisa menyaring sinar matahari yang datang secara langsung dari permukaan laut. 
Molly


Molly (Poecilia sphenops) berasal dari Meksiko, Florida, Virginia. Ikan ini bersifat omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga kini sudah banyak varietas yang beredar di pasaran dengan warna dan bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya, yang bertubuh seperti bola akan tampak sangat bagus seperti maskoki mini bila ukurannya sudah besar.

Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28° C dengan pH 8 dan kekerasan sekitar 14-20° dH. Namun, karena sudah lama dipelihara di daerah dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini tampaknya pembudidayaan di daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang toleransinya terhadap perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.

Membedakan jantan dan betina ikan molly ini sangat mudah. Dibanding jantan, betina biasanya lebih gemuk. Sirip punggung jantannya lebih panjang dan lebar serta tubuhnya lebih kecil dan langsing dibanding betina.

Memijahkan molly hampir sama dengan guppy. Hanya saja hasilnya akan lebih bagus bila kondisi airnya agak keras. Untuk itu, penambahan garam dapur sekitar satu sendok makan per tiga liter air akan membantu memperbanyak produksi anakan molly. Selain itu, kecukupan sinar matahari merupakan syarat agar berhasil membudidayakan molly. Molly akan menjadi induk setelah berumur lima bulan. Ukuran jualnya sekitar 2,5-3,0 cm yang dapat dicapai dalam waktu 3-4 bulan.

Rabbitfish

Rabbitfish

Ikan baronang atau semadar 1 porsi pak ^^. Ikan ini enak rasanya jika sudah disajikan dipiring dengan sambal kecap.yummy. hee,hee sebelum keterusan kulinernya mari kita kaji sebenarnya kenapa kita harus waspada dengan ikan ini. Berdasarkan referensi yang saya baca dan pernah merasakannya sendiri, sirip bagian punggung, perut dan anal dari ikan baronang terdapat duri yang beracun, walaupun tidak berdampak fatal terhadap manusia, namun cukup membuat nyeri dalam waktu yang lama, racunya pun masih ada hingga ikan ini sudah mati. Jadi saran saya tidak perlu repot menangkap ikan ini sendiri ya, bahkan kalau bisa kurangi memakan ikan herbivora ini, karena mereka membantu mengurangi kompetitor karang untuk tumbuh di substrat guys.

Lined Catfish

Lined Catfish

Sembilang, cukup familiar kan dengan nama lele laut ini. Ikan ini biasa ditemukan bergerombol dalam jumlah besar. Seperti lele pada umumnya ikan ini dapat mematil(apa ya bahasa bakunya !^^) loh yaitu menggunakan duri yang terletak di bagian sirip dada (pectoral) dan sirip punggung (dorsal), duri-duri tersebut kadang tidak terlihat karena terselubung dibalik kulitnya. Ketika menyelam sebaiknya menjauhi gerombolan ikan ini, dikhawatirkan mereka akan bersifat agresif jika merasa terganggu oleh kehadiran kalian

Scorpion dan Lion

Lionfish 
Scorpionfish
Scorpionfish and Lionfish

Sama halnya dengan stonefish, namun bentuknya jauh lebih elegan dengan sirip –sirip yang memanjang. Pada bagian ujung dari Sirip-sirip keras tersebut terdapat kelenjar racun juga, apabila terkena tubuh manusia dapat menyebabkan sakit yang berlangsung selama 6 jam.

Untuk mengurangi rasa sakitnya kalian dapat menggunaka air panas dicampur cuka atau irisan lemon.

Batu

Stonefish

Sesuai namanya biasa disebut juga ikan batu yang paling suka berkamuflase didaerah batu karang, lumpur, pasir maupun patahan karang. Jika kalian suka berjalan dipantai atau perairan laut yang dangkal, sebaiknya berhati-hati dengan ikan batu. Karena hampir sebagain besar siripnya memiliki racun yang kuat. 1 kelenjar racun ikan batu dapat membunuh 100 tikus, jadi saran saya ketika bermain di pantai menggunakan boots atau alas kaki.

Surgeon

Ikan Surgeon

Dilaut kita banyak sekali biota yang memiliki bentuk dan warna yang menarik, terkadang mendorong kita untuk menyentuhnya secara langsung. Namun dibalik keindahnya itu ada beberapa jenis yang perlu kita waspadai lebih lanjut. Salah satu hewan laut yang perlu diwaspadai adalah Surgeonfish

Biasa sering disebut dengan ikan Botana atau kulit pasir, jenis ikan herbivora ini hidup didaerah terumbu karang dan umumnya dikonsumsi oleh masyarakat pesisir. Namun jika diperhatikan dengan seksama dibagian pangkal sirip ekor (penducle) terdapat duri yang menyerupai mata pisau dan setajam pisau bedah, oleh karena ciri khas ini sehingga ikan ini dberi nama Surgeonfish.

Blue Devil

Blue Devil

Blue Devil ikan yang berbadan langsing, struktur badannya hampir mirip badan seekor ikan mujair. Seluruh tubuh ikan ini berwarna dominan biru cerah, terkadang di sertai titik – titik putih. Pada ujung sirip punggung biasanya terdapat titik berwarna hitam. letaknya dipangkal siripnya.
Sesuai dengan namanya, ikan ini adalah ikan yang sangat aktif. seringkali ikan ini terlihat berenang dengan cepat mengejar makanan atau hanya bermain – main dengan kawanannya. Meskipun bergerak amat gesit, umumnya ikan ini cenderung jarang mengganggu ikan lain, mungkin karena ukurannya yang kecil, ikan ini sangat cocok di pelihara bagi pemula ataupun aquaris yang ingin mencoba kualitas air laut, karena selain harganya yang relatif sangat murah, ikan ini juga memliki daya tahan hidup yang luar biasa.

Severum

Severum


Ikan severum Cichlasoma severum adalah salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari Amerika Serikat bagian Utara (S. Arhazone). Tubuhnya pendek, gemuk dan gepeng dengan warna dasar tubuh bervariasi yaitu coklat kekuningan, atau hitam kecoklatan. Jenis ikan ini juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan Severum dapat dipelihara didalam aquarium atau bak semen kwalitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan ikan severum yaitu: PH. : 5,5 – 7, temperatur air 21 – 25°C.
kan Severum sudah dapat dipijahkan setelah berukuran 12 – 15 cm. Induk jantan dari betina dapat dibedakan dari warna dan ukuran induk jantan berwarna lebih cerah dengan induk yang lebih besar dari betina. Makanan yang dapat diberikan jenis ikan ini antara lain: kutu air, cuk, cacing sutera dll

Corydoras

Corydoras


Corydoras merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang banyak diminati pecinta ikan hias dan mempunyai peluang ekspor. Selain digunakan sebagai ikan hias air tawar, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik di negara maju.
Walaupun ikan ini berasal dari Amerika Selatan, tetapi sejak lama telah berhasil dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini dikenal mudah pembudidayaannya. Bentuk tubuh pendek dan gemuk, punggung lebih melengkung dibandingkan dengan perut, kedua sisi ikan dilengkapi dengan lempengan seperti tulang yang tersusun dalam dua baris, mempunyai dua pasang kumis yang terletak di rahang atas dan rahang bawah serta ukuran tubuh dapat mencapai 12 cm. Ikan Corydoras dapat dibudidayakan di kolam yang kandungan oksigen di dalam airnya rendah. Kondisi lingkungan cocok untuk jenis ikan ini adalah: pH 6-8, suhu 21.5-28 O C.
Dalam pemeliharaan ikan Corydoras diperlukan sarana berupa bahan dan alat, yaitu :

- Induk ikan Corydoras betina dan jantan
- Wadah pemeliharaan berupa :
/ Bak pemeliharaan induk jantan dan betina secara masal, sekaligus sebagai tempat pemijahan, atau akuarium yang berukuran 60×40×40 cm.
/ Bak pemeliharaan larva dan benih secara masal
- Pakan
/ Pakan induk berupa cacing tubifex atau Chironomous serta jentik nyamuk.
/ Pakan larva berupa nauplii artemia
/ Pakan untuk pembesaran ikan Corydoras hingga siap dipasarkan adalah cacing tubifex

Rainbow

Rainbow

Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air.

Tetra

Tetra

JENIS IKAN TETRA
Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis tetra
yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon
Tetra & banyak lagi yang lain.
Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal dari
sungai
Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia.
Neon Tetra (Hyphessobryconnesi), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok
ikan hias yang paling menarik. Tubuhnya berjalur merah danbiru hijau
sepanjang tubuhnya dari insang sampai ekornya. Ikan hias ini mudah
dipelihara, kuat dan tidak gampang sakit/mati.

CARA MEMBIAKAN
Cara membiakkan ikan jenis ini masih cukup sulit dan memerlukan ketekunan
serta pengalaman yang lama. Adapun untuk membiakan ikan ini di perlukan
syarat-syarat tertentu antaralain:
1) Air harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)
2) Senang pada tempat yang gelap.
3) Suhu sekitar 200C

Cara membedakan jantan dan betina adalah sebagai berikut:
Jantan Betina
Bentuk agak panjang Bulat pendek dan perut membesar
Garis neon lurus Garis agak bengkok

Cara membiakkannya:
1) Pisahkan induk-induk neon tetra.
2) Air hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.
3) Tempat yang dipergunakan untuk membiakkan, ikan tersebut dibersihkan
     ter lebih dahulu dan dicuci dengan tawas.
4) Masukkan air hujan tersebut kedalam tempat pemijahan.
5) Tetesi dengan air rendaman kayu asam.
6) Didiamkan 2 ~ 3 hari.
7) Masukkan tanaman atau daun-daunan untuk meletakkan telur neon tetr tersebut.
8) Masukkan induk tetra yang telah dipisahkan terlebih dahulu.
9) Tutuplah tempat tersebut dan berilah lubang cahaya sedikit agar supaya
     dapat melihat gerak-gerik ikan tersebut.
10) Jika terlihat jantan dan betina saling berkejar-kejaran, maka + 3 hari
      kemudian sudah terlihat telur-telur yang menempel pada daun atau akar yang telah disediakan.
11) Pindahkan induknya dan ditutup dengan kain hitam hingga tidak ada
      cahaya yang masuk.
12) Selama + 3 hari telur neon tetra tersebut menetas.
13) Anak ikan ini dapat diberi makanan infusoria yakni bakteri pembusuk pada daun kubis/kol yang         dibusukkan setetes demi tetes.
14) Setelah + 2 - 3 minggu penutup sudah boleh dibuka kembali.
15) Kemudian akan terlihat anak-anak ikan tetra.

Nemo

Siapa yang tidak mengenal ikan nemo? Ikan yang warna tubuhnya putih dan oranye ini semakin popular sejak ditayangkan di layar lebar beberapa tahun lalu. Di Indonesia lebif familier disebut dengan ikan badut atau clownfish. Tidak seperti di film finding nemo dimana sang tokoh kesulitan mencari jalan pulang, dalam kehidupan nyata, ikan nemo justru memiliki kehebatan menemukan kembali rumahnya walaupun terseret ombak ber mil mil jauhnya. Dan bakat ini ternyata sudah tumbuh sejak ikan nemo berukuran masih kecil.



Para pakar ikan dan kelautan telah membuktikan dengan sebuah riset di kawasan Papua Nugini. Ilmuwan ini berasal dari Negara Australia, Amerika dan Perancis. Observasi dilakukan di habitat coral seluas 300 meter persegi yang dihuni oleh ratusan ikan nemo. Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan melakukan menginjeksi cairan barium kepada ikan ikan betina sehingga terjadi mutasi. Keturunannya akan membawa isotop isotop tersebut sehingga menjadi penanda alami yang mempermudah peneliti untuk melacak sebaran ikan nemo. Ada 300 ikan badut betinda dan juga ikan kupu kupu yang menjadi obyek eksperimen ini.  Hasilnya menurut Glenn Almany, seorang peneliti dari James Cook University "Enam puluh persen ikan muda yang ditemukan ternyata berasal dari induk yang hidup di karang itu," Sedangkan sisanya adalah ikan-ikan muda yang berasal dari induk di tempat lain yang tinggal 10 kilometer dari sana. Dari penemuan tersebut maka ilmuwan melakukan perhitungan dimana diduga ikan nemo menghabiskan waktu sekitar 11 hari untuk kembali ke karang tempat tinggal induknya. Disimpulkan bahwa Ikan nemo menggunakan penciuman, penglihatan dan intuisi alamnya untuk melakukan pemetaan dalam perjalanan pulang. Dimungkinkan pula ikan-ikan nemo tersebut dapat mengenali jejak kimia tertentu yang dihasilkan saat mereka lahir.



Kemampuan serupa juga diperlihatkan ikan kupu-kupu meski keduanya berkembang biak dengan cara berbeda. Ikan badut umumnya menjaga telur-telurnya dalam sarang sedangkan ikan kupu-kupu membiarkan anak-anaknya tanpa perlakuan khusus.Penemuan yang dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Science ini membuka wawasan tentang bagaimana larva ikan beredar, sehingga dapat didesain area perlindungan laut yang lebih baik. Pemasangan label isotop yang aman juga akan terus dikembangkan untuk membantu proses konservasi terhadap spesies langka.

Di Indonesia seorang peneliti dan juga pakar perikanan yang bernama Ari Wahyuni atau biasa disapa Kadek juga menaruh perhatian yang serius terhadap populasi ikan nemo. Seperti diketahui ikan nemo termasuk ikan yang susah dikembang biakkan di luar habitatnya. Dengan pengalaman sebagai pembiak ikan Ia bereksperimen dengan mengkawinkan sepasang ikan nemo berwarna dasar oranye cerah dengan corak garis putih dihiasi siluet hitam (Amphiprion ocellaris). Ikan itu diambil dari perairan Teluk Lampung, Provinsi Lampung. Percobaan awal tak berhasil. Sepasang nemo itu malah mati. Kadek mencoba lagi dengan jumlah ikan yang lebih dahsyat. Kala itu ia membeli ratusan ikan nemo untuk dikembangbiakkan. Beberapa rumah buatan untuk meletakkan telur nemo di uji coba untuk menggantikan terumbu karang yang sudah langka. Hasilnya justru tragis. Ratusan ikan nemo mati. Kadek kemudian menggunakan anemon laut untuk tempat induk nemo bersarang dan menciptakan modifikasi pipa bekas sebagai tempat tinggal benih nemo.

enurut Kadek hal tersulit adalah mencari tempat tinggal, bersarang, dan bertelur ikan itu. Jika perairan tercemar dan terumbu karang dirusak, populasi ikan ini di alam mudah terancam, kata Kadek yang bekerja sebagai peneliti di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Hampir bersamaan dengan itu Kadek juga bereksperimen dengan pemijahkan kuda laut. Sebagai peneliti, Kadek tak ingin setengah-setengah. Ia juga mencari formula pakan yang tepat bagi nemo dan kuda laut melalui pemberian jenis pakan yang disesuaikan dengan umur spesies. Ikan nemo yang terbiasa mengandalkan pakan alam bisa mengonsumsi pakan buatan berupa pelet setelah berukuran 3 cm.
Pada tahun 2008 riset Kadek membuahkan hasil. Ikan nemo sudah menghasilkan generasi kedua, sedangkan kuda laut generasi keempat. Ternyata benih hasil budidaya memiliki daya tahan lebih baik ketimbang tangkapan alam dan mudah beradaptasi dengan pakan buatan, perubahan lingkungan, dan salinitas. Semoga penelitian ini bisa menyelamatkan kelangsungan hidup ikan Nemo di alam liar

Napoleon

Napoleon

Ikan ini bernama napoleon atau lebih dikenal dengan Napoleon Wrasse. Ikan Napoleon (Cheilunus undulatus) adalah salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.5 meter. Dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun. Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang. Dan biasanya sangat jinak dengan para penyelam. Ikan ini biasanya biasanya tidak terusik dengan aktivitas para penyelam. Salah satu keunikan hewan ini adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajad. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu membuat hewan ini sangat dinantikan oleh para penyelam untuk melihat atau bahkan memotret hewan ini.

Ikan ini bernama napoleon atau lebih dikenal dengan Napoleon Wrasse. Ikan Napoleon (Cheilunus undulatus) adalah salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.5 meter. Dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun. Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang. Dan biasanya sangat jinak dengan para penyelam. Ikan ini biasanya biasanya tidak terusik dengan aktivitas para penyelam. Salah satu keunikan hewan ini adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajad. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu membuat hewan ini sangat dinantikan oleh para penyelam untuk melihat atau bahkan memotret hewan ini. Biasanya ikan berenang sendiri mencari makan didaerah dekat karang, karena makanannya yang berupa beberapa jenis sea urchin, molusca dan crustacean memang banyak berada pada daerah sekitar karang. Ikan ini mempunyai pola reproduksi yang hermaphrodite. Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa. Sehingga kadang ditemukan dominasi jantan pada satu populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik dialam yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk mempertahankan kehidupan populasi mereka.

Komet

Ikan komet merupakan salah satu strain dari ikan mas koki. Ikan komet dikembangkan di Amerika sekitar akhir abad ke-19. Nama komet diambil dari nama benda angkasa yaitu komet Helley. Ikan komet memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan ikan mas koki. Dengan harga yang murah, ikan komet banyak diminati oleh konsumen ikan hias.    
    


Beberapa alasan mengapa jenis Ikan Komet banyak digemari oleh pehobi ikan hias:
Memiliki variasi warna yang beragam sehingga pehobi leluasa untuk memilih jenis warna atau corak warnanya. Variasi warnanya mirip dengan jenis ikan hias Mas Koi.
Ukurannya yang kecil, atau ukuran dewasa kurang dari 10 cm sehingga lebih cocok dipelihara di aquarium rumah tangga yang memang kebanyakan ukuran aquarium yang sedang-sedang saja
Gerakannya yang lincah yang setiap saat bergerak sehingga lebih mengasyikka penggemar untuk mengamati kelucuannya. Dibanding jenis Ikan Mas Koki yang lamban dan seolah susah bergerak, maka Ikan Mas Komet lebih asyik.
Daya tahan hidup lebih tinggi dibanding jenis Ikan Mas Koki.
Perawatan yang lebih mudah dan tidak merepotkan.
Harga yang relatif murah sehingga dalam sebuah aquarium dapat ditempatkan jumlah yang sesuai variasi warnanya.

Koi


Ikan Koi atau dalam bahasa Jepang lebih dikenal dengan nishikigoi, memiliki keanggunan dan keelokan badan. Lekuk dan liuk gerak ikan koi adalah pemandangan indah yang membuat kepincut siapa saja yang melihatnya. Ada yang sekadar hobi, mengagumi bentuk dan warna, hingga benar-benar ingin menggeluti bisnisnya. Sebagai lanjutan dari Asosiasi Pencinta Koi Indonesia (APKI), komunitas pencinta ikan hias air tawar pun merapatkan barisan. Penggemar, peternak, pembudidaya, pemerhati hingga pedagang membentuk Sakato Koi Club (SKC) sebagai wadah berkumpul, tukar informasi bagi ”penggila” koi di Sumbar.

Meskipun komunitas sejenis di daerah lain berawal dari ngumpul bareng pencinta ikan koi melalui mailing list, SKC tidak demikian. Selepas dibantuk November 2007 dan berkeliling mengunjungi tempat budidaya koi di seluruh Indonesia mereka bertekad menjadikan Sumbar sentra pengembangan koi. SKC yang dipimpin Supriadi Suroso ini memiliki anggota sekitar 20 orang yang tersebar di wilayah Sumbar. Tapi perlu diingat kata Supriadi SKC satu-satunya wadah pencinta koi di Sumatera. “Untuk jumlah anggota kita tidak terlalu banyak. Yang penting anggota benar-benar serius menggeluti hobi ini.

Kita juga membuka kesempatan untuk semua pencinta koi. Jangan sungkan. Disinilah kita bisa bertukar informasi tentang koi,” ajaknya. Forum ini bisa menjadi ajang diskusi seputar ikan koi, mulai dari cara perawatan dan pemeliharaan, sampai ke jual beli. Juga dibicarakan kriteria ikan bagus dan jelek, penanganan terhadap ikan sakit, hingga masalah penanganan kolam tempat memelihara koi. “Bentuknya lebih kepada media komunikasi antar pencinta koi. Sifatnya pun non profit dan non-komersial,” tuturnya.

Hobi ini tergolong langgeng, berbeda dengan hobies ikan lain yang sifatnya musiman. Menurut anggota SKC lainnya, Iman yang mulai menggeluti koi sejak tahun 1985 ini, sesuatu yang cepat naik atau booming maka bisa cepat tenggelam atau surut. Beda dengan koi yang tetap eksis dimata pencintanya. Sebut saja, Kohaku, Showa Sanshoku, Taisho Sanshoku, Utsurimono-Bekko, Asagi-Shusui, Koromo-Goshiki, Kinginrin, Hikarimono, Tancho, dan Kawarimono. Sebagian besar penamaan yang didasari warna dan letak bercak di badan koi tersebut selalu mendapat tempat di hati pencintanya.

Bentuk tubuh ikan koi bagi pencintanya seperti torpedo dan proporsional. Kualitas warna kulit, pola warna yang berimbang merupakan nilai plus. Penilaian tak hanya dilihat dari gerakannya saja, tapi juga bentuk tubuh, kualitas kulit, warna dan pola. “Tak hanya itu, diadakan pula bursa dan lelang yang terbuka untuk umum. Saat mengadu ikan koi, pertama kali, akan dikategorikan berdasar ukuran panjang. Setelah itu, barulah dilihat hal yang spesifik, seperti warna, bentuk, dan keseimbangan pola

Lou Han



Lou Han banyak dijadikan ikan hias karena sebagian orang mempercayai Lou Han dapat membewa hoki bagi pemiliknya. Namun, dari segi keindahannya, Luo Han memeng memiliki keunikan sendiri, yaitu terletak pada nonong dikepalanya serta corak sisiknya yang menyerupai tulisan. Terkadang ada Lou Han yang coraknya benar - bernar berupa tulisan dan dapat terbaca dengan jelas. Selain hal - hal itu, keunikan lain dari Luo Han adalah Lou Han mudah akrab dengan pemiliknya.

Dahulu, peruntungan atau hoki bisa diwujudkan dengan simbol-simbol huruf Cina yang digantungkan di depan pintu, atau bisa juga dengan hio (dupa kemenyan) berbau harum yang diletakkan di dinding depan rumah. Namun sejak beberapa bulan terakhir, simbol hoki bagi warga Tionghoa di Medan bukan lagi simbol huruf atau hio, namun, kini berubah dengan hoki bernama ikan Lou Han (atau sering disebut dengan Flower Horn).

Ikan Lou Han, yang dicirikan dengan benjolan di kepala--sering diistilahkan dengan jenong atau nonong -- warna-warni di tubuh serta adanya rajah huruf Cina atau huruf Arab di badannya, memang menjadi sangat populer di Indonesia selama dua tahun belakangan. Disebut juga flower horn karena badannya yang warna-warni bagai bunga, dan benjolan di kepala yang seolah bagai sebuah tanduk. Si ikan benjol ini bahkan, semakin marak diburu pebisnis Medan pada satu tahun belakangan.

Jenong di kepala dan rajah di badan Lou Han, dipercaya akan mendatangkan hoki. Dan karena itu lah, harga Lou Han menjadi tidak rasional, bisa puluhan juta, hingga ratusan juta rupiah seekornya. Pekan lalu, di sebuah situs iklan di internet, seekor Lou Han bertuliskan rajah angka hoki 999, ditawarkan seharga Rp100 juta, sebab angka 9 memang angka hoki bagi kalangan Tionghoa.

Namun rajah hoki pada Lou Han bukan hanya karena adanya rajah angka. Adapula rajah huruf. Seorang pebisnis sudi mengeluarkan Rp25 juta untuk seekor Lou Han karena di badan Lou Han terdapat sebuah huruf R, yang sama dengan inisial pebisnis tersebut. Karena itu lah, seekor 'bayi' Lou Han, bisa dihargai mulai Rp30.000 per ekor, hingga Rp850.000 per ekor untuk Lou Han jenis Jaguar.

Sesuatu yang konyol memang, di era krisis, ketika orang susah cari duit, maka kalangan pebisnis di Medan justru menghambur-hamburkan uang puluhan juta bahkan hingga ratusan juta hanya untuk mendapatkan hoki dari seekor ikan.

Fenomena maraknya ikan Lou Han di Indonesia, semakin memperkuat asumsi bahwa masyarakat Indonesia di saat krisis ini, menjadi semakin suka pada sesuatu yang pada dasarnya irrasional secara matematis, bahkan cenderung berbau mistis.

Menurut Teng Ching Sing dan M. Sitanggang dalam buku karangan mereka, Lou Han si Ikan Hoki (Jakarta, AgroMedia Pustaka: 2002), ikan Lou Han sendiri mulai dikembangkan di Malaysia sekitar tujuh hingga delapan tahun lalu.

Oh ya, perlu diketahui bahwa Lou Han dapat dikatakan sebagai species ikan 'jadi-jadian' karena ikan ini tidak pernah eksis di alam. Lou Han merupakan ikan hibrida, yang merupakan hasil dari persilangan 19 generasi kawin silang dari ikan jenis Siklid yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan. Walaupun ikan Lou Han sendiri 'diciptakan' pertama kali di Malaysia. Karena ikan ini memang 'buatan' manusia, maka seringkali orang menjulukinya 'Franken-fish,' yang merupakan pelesetan dari makhluk manusia dalam fiksi ilmiah di sebuah novel, Frankenstein.

Benarkah ikan Lou Han bisa mendatangkan hoki. Jawabnya, tentu bisa percaya bisa tidak, sebab ada pemeluk agama tertentu, Islam misalnya, melarang mempercayai hal-hal mistis karena dianggap menyekutukan Tuhan atau syirik.

Namun simaklah apa yang dituturkan salah seorang pebisnis Tionghoa di Medan, bernama Surya Darma, yang memiliki enam ekor Lou Han. "Saya memang berjodoh dengan Lou Han milik saya, karena dalam badan Lou Han saya terdapat huruf Cina bertuliskan S, Y dan D, sesuai dengan nama saya, Surya Darma," ujarnya dalam sebuah perbincangan kepada Bisnis, belum lama ini.

Surya Darma menambahkan bahwa Lou Han juga bisa menjadi pertanda bagi pemiliknya, jika pemiliknya di'guna-guna' oleh orang lain. "Pernah, ada orang ingin mencederai saya. Tapi apa yang terjadi, Lou Han saya lompat dari akuarium, karena ingin bunuh diri mempertahankan diri saya," ujarnya. Demikian pula soal rezeki. "Ya.. syukurlah, selama saya memiliki Lou Han, Tuhan melapangkan rezeki saya," ujarnya.

Benarkah demikian? Jawabnya wallahua'lam bishawab. Namun, jika kehadiran Lou Han memang mendatangkan rezeki bagi banyak orang, mungkin ada benarnya. Buktinya, saat ini, muncul puluhan toko Lou Han dan akuarium baru di Medan, belum terhitung pedagang Lou Han 'kaki lima' di Jl. Thamrin dan Jl. Juanda, Medan Lalu, muncul pula jasa pendukungnya, yakni para pengepul cacing dan jentik-jentik nyamuk--yang menjadi makanan sedap bagi Lou Han

Maanvis

Maanvis


Maanvis (Pterophyllum scalare) yang juga dikenal dengan nama dagang Angelfish berasal dari Rio Negro, daerah perairan tenang Sungai Amazon. Ikan ini bersifat omnivora. Ukuran tubuhnya dapat mencapai sekitar 12 cm. Ikan ini pun sering dijuluki "The Queen of Aquarium" karena bentuknya sangat indah seperti anak panah dan sifatnya tenang sehingga sangat digemari sebagai ikan hias akuarium.


Habitatnya memiliki sUhu 24-28° C. Sementara pH airnya sekitar 6,5-7,0 dan kekerasan sekitar 8° dH. Warna asli tubuhnya keperakan dengan garis-garis vertikal hitam. Hingga saat ini ada banyak varietas ikan ini yang dihasilkan dari penyilangan induk-induk terpilih maupun dari hasil mutasi. Beberapa di antaranya ialah Black and White, Black Angel, Marble, dan Albino.


Pemijahan ikan ini tidak sulit asalkan kualitas air cukup sesuai. Untuk dapat dipijahkan, umur induk sebaiknya sekitar enam bulan. Induk jantan dan betina hanya dapat dibedakan sesudah dewasa, yaitu betina lebih gemuk dibanding jantan. Selain itu, kepala induk jantan lebih membulat dan gerigi pada sirip punggung lebih panjang dan kasar.


Pemijahannya dilakukan dengan cara memasangkan setiap pasangan dalam akuarium berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Namun, dapat juga dipasangkan 2-3 pasang induk dalam akuarium berukuran 100 cm x 40 cm x 40 cm. Setiap pasangan harus diberi penyekat dari kaca, lembaran plastik, atau jaring berkerangka. Walaupun ikan ini lebih memilih pasangannya sendiri, namun induk yang dipasangkan pun masih bisa memijah. Pakan induk selama pemijahan berupa jentik nyamuk atau cacing darah.



Sarang telur dapat dibuat dari potongan paralon yang digantungkan di dinding akuarium pada kolam air. Selain itu, dapat pula diberi lembaran daun yang diapungkan atau diberi pemberat pada ujungnya sebagai sarang. Biasanya induk jantan dan betina akan membersihkan sarang tersebut sebelum memijah. Setelah dirasakan bersih, telur akan diletakkan di sarang pada malam atau sore hari.


Walaupun induk maanvis dapat merawat telur, namun untuk efektivitasnya sebaiknya telur diambil bersama sarangnya dan ditetaskan dalam akuarium lain. Ketinggian air akuarium pemijahan sekitar 10 cm dengan aerasi kecil. Ke dalam air tersebut dapat ditambahkan obat anti jamur seperti metil biru agar banyak telur yang menetas.


Setelah tiga hari, biasanya telur akan menetas. Larvanya akan mulai berenang umur tiga hari. Sebelum larva bisa berenang, sangat disarankan agar tidak mengganti air atau menggoncangkan tempat penetasan. Ini disebabkan larva maanvis sangat sensitif terhadap goncangan, baik fisik maupun kimia (kualitas air). Larva yang sudah bisa berenang dapat diberi pakan nauplii artemia, kutu air saring, ataupun rotifera. Setelah satu minggu, larva sudah bisa diberi cacing sutera.


Pembesaran maanvis dapat dilakukan di kolam atau di akuarium dengan kepadatan tergantung besar ikan. Benih untuk pembesaran ini biasanya berumur 3-4 minggu. Tandanya ialah sirip-siripnya sudah lengkap. Pakannya berupa kutu air besar, cacing sutera, ataupun cacing darah.
Biasanya pada usia 2 bulan dan dewasa, ikan ini sudah tahan terhadap kualitas air.


Namun demikian, penggantian air sebaiknya dilakukan. Ini disebabkan sirip dadanya yang panjang seperti dasi sangat mudah rusak bila terserang penyakit. Kalau sudah rusak maka nilai jualnya pun menjadi hilang. Ukuran jual 3,5 cm atau berumur 3 bulan.

Oskar

Oscar  (Astronotus ocellatus) merupakan salahsatu jenis cichlid yang telah relatif lama akrab dengan manusia.  Ikan ini sudah kurang lebih 50 tahun akrab dengan manusia.    Oscar adalah ikan yang berasal dari Amerika Selatan, S. Amazon, Parana, Rio Paraguay, dan Rio Negro.  Hampir semua Oscar yang beredar saat ini adalah hasil dari pembudidayaan, jarang yang merupakan tangkapan asli dari habitatnya.

Oscar berasal dari sungai dengan kesadahan rendah dan bersifat masam. Meskipun demikian, 


ikan ini diketahui toleran pada hampir segala kondisi air.  Meskipun toleran pada berbagai kondis air, Oscar  perlu dipelihara pada kondisi suhu 26° - 30° C.  Setting akuarium yang dikehendaki adalah dengan dasar pasir yang dalam dan beberapa butir batu besar.

Oscar dapat mencapai ukuran 35 cm, akan tetapi rata-rata ikan ini berukuran maksimal 30 cm.  Oscar termasuk ikan cerdas dan memiliki kepribadian.  Mereka dapat belajar dengan cepat mengenai jadwal makannya.   Hampir segala sesuatu yang berhubungan dengan makanannya dapat direkam dengan baik oleh ikan ini. Apabila dilatih, Oscar dapat menerima pakan langsung dari tangan pemiliknya.  Mereka dapat melompat hingga ketinggian 15 cm agar dapat meraih pakan dari tangan si pemilik. 

Banyak varian Oscar yang telah dikembangkan selama ini, diantaranya adalah: Tiger Oscar, Red Tiger Oscar, Albino Tiger Oscar, Albino Red Oscar, Gold Oscar, Half Back Oscar, Long Fin Oscar dll.
Pakan

Oscar merupakan ikan predator.  Mereka akan memangsa ikan lain yang ukurannya lebih kacil dari setengah ukuran badannya.  Meskipun demikian Oscar dapat menerima hampir semua jenis pakan seperti flake, pellet, cacing, jangkrik, ikan mas kecil dan lain-lain.   

Breeding

Pemijahan Oscar dapat dilakukan pada indukan yang telah berumur 1.5 tahun, atau panjang tubuh sekitar 15 cm.  Dalam memijah, Oscar berperilaku mirip dengan Discus, yaitu ikan ini akan membentuk pasangan sendiri-sendiri. Oleh karena itu seleksi,  pasangan Oscar dianjurkan untuk dilakukan sejak Oscar berumur 5-6 bulan, dengan cara mencampurkan 10 ekor atau lebih Oscar dengan jenis kelamin berbeda.

Pembedaan jantan pada Oscar relatif sulit dilakukan, meskipun demikian terdapat tanda umum yaitu jantan memiliki  tubuh lebih panjang, sedangkan betina lebih membulat. Pada masa kawin betina akan menunjukan perut yang gendut.  Cara lain adalah dengan memberi  pakan pada ikan yang bersangkutan dengan jumlah banyak.  Pada kondisi demikian makanan yang terdapat dalam perut ikan akan menekan organ kelamin ikan sehingga mudah diamati.   Apabila tabung kelamin sempit dan mengarah kebelakang maka ikan tersebut adalah jantan, sedangkan bila lebar dan mengarah kedepan betina.

Pemijahan dapat dilakukan pada bak semen berukuran 150 x  100 x 50 cm dengan ketinggian air 30 cm.  Kedalamnya masukan lempengan batu bersih sebagai tempat untuk melekatkan telur.  Selanjutnya ikan yang telah membentuk pasangan dan matang telur dimasukkan kedalamnya.  Bak ini hendaknya ditutup sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana teduh.   Pemijahan biasanya akan terjadi pada siang dan sore hari.  Apabila telur telah tampak menempel pada media, maka pindahkan media tersebut ke akuarium penetasan.   Akuarium penetasan bisa berupa akuarium dengan ukuran 70 x 40 x 40 cm yang diisi air setinggi 10 cm.   Beri aerasi dengan kekuatan lemah.  Dalam waktu 3 hari telur pada umumnya sudah akan menetas.

Sampai dengan umur 4 hari burayak Oscar tidak perlu diberi pakan.  Pada periode ini mereka akan memakan cadangan pakan yang ada pada kantung telurnya.  Pada hari ke-5 burayak mulai diberi rotifera atau cyclops sebagai pakan.  Hari ke-10 sudah dapat diberi kutu air saring, dan hari ke 14 sudah dapat diberikan kutu air normal.  Selanjutnya dapat diberi cacing rambut.

Dalam sekali memijah Oscar dapat melepaskan 1000 - 4000 butir telur.

Guppy

Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.Ikan Guppy

Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:
Ikan-ikan hias yang beranak.
Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)

CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
1.Induk Jantan
2.Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
3.Tubuhnya rampaing.
4.Warnanya lebih cerah.
5.Sirip punggung lebih panjang.
6.Kepalanya besar.
7.Induk Betina
8.Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
9.Tubuhnya gemuk
10.Warnanya kurang cerah.
11.Sirip punggung biasa.
12.Kepalanya agak runcing.

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan jernih.
Suhu air berkisar antara 15 ~ 27°C.
pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.

TEKNIK PEMIJAHAN
Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.

 PERAWATAN BENIH
Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.

SUMBER

Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996

mas koki

Ikan Mas Koki

Berdasarkan riwayatnya, ikan maskoki merupakan salah satu ikan hasil domestikasi tertua di dunia. Ikan bernama latin Catassius auratus mulai dipelihara di rumah-rumah pada zaman Dinasti Sung di China pada sekitar 960 Masehi. Lalu, mulai dikomersialkan pada Dinasti Ming pada 1368-1644 Masehi.

Ikan maskoki kemudian merambah ke Jepang sekitar 1500 Masehi dan masuk ke benua Eropa sekitar dua abad kemudian. Di Negeri Matahari Terbit, perkembangan varietas maskoki semakin pesat dari hasil perkawinan silang. Dihasilkan varietas baru dengan bentuk yang variatif seperti yang ada saat ini. Ikan maskoki yang dihasilkan antara lain berbentuk bulat, pendek, benjol-benjol, dan bersirip panjang.

Varietas ikan maskoki dari Jepang tersebut kemudian memiliki nama Latin catassius auratus var japonicus. Dari Jepang, ikan maskoki menyebar ke wilayah Eropa maupun Amerika. Kemudian, menjadi populer karena dapat dijumpai di toko-toko ikan hias di seluruh dunia.



Jenis-jenis yang banyak digemari saat ini antara lain :
Ras bulldog (mata terlihat melotot)
Spencer (adanya jambul di kepala dan sisik yang menarik)
Mutiara (banyak butiran daging disekujur tubuhnya sehingga tampak seperti mutiara yang menempel)
Red head (adanya bintik merah di bagian kepala)
Buble eyes (mata kantong,karena tampak gelembung besar dibagian kantung matanya)
Veil tail (dengan sirip punggung dan ekor yang agak panjang berumbai)
Dan masih banyak lagi yang lainnya.


Berikut varietas ikan maskoki yang menjadi unggulan saat ini :

1. Goldfish: Ikan maskoki jenis ini bentuk fisiknya masih seperti ikan karper krusian dan belum banyak terjadi perubahan, dengan warna dasar biru. Sedangkan, warna terbaik pada jenis ikan maskoki adalah merah dan mantang tanpa warna perak sedikit pun. Goldfish memunyai ekor terbelah dua (forked). Panjang total ikan mencapai 8 inci, aslinya berasal dari China.

2. Fantail (Loochooo): Ikan maskoki berekor kipas dan berasal dari China. Masyarakat Jepang menyebut ikan ini ryukin, karena masuk dari China melalui Pulau Ryukyu. Ekornya bersirip kembar, bentuknya mekar dan panjang, dengan sirip ekor melebihi panjang tubuhnya. Panjang totalnya mencapai 3,5 inci.

3. Veiltail: Ikan maskoki berekor rumbai. Sering orang sulit membedakan antara ikan maskoki kipas dan maskoki rumbai. Cara membedakannya, sirip ekor ikan maskoki rumbai panjang dan terbelah menjadi dua (kembar). Sirip ekornya sangat panjang dan bahkan kelihatan mengantung ke bawah, juga memunyai sirip punggung yang tinggi.

4. Teleskop: Ikan maskoki dengan ciri khas matanya yang mencuat keluar, seolah-olah matanya memakai teleskop. Perkawinan antara maskoki lionhead ranchu dan mas koki teleskop menghasilkan ikan mas koki demerancu.

5. Oranda: Ikan maskoki jenis ini memiliki kepala mirip singa, namun memunyai sirip punggung. Warna oranda yang terkenal adalah tancho oranda yaitu badannnya berwarna putih dan di atas kepalanya terdapat warna merah.

6. Lionhead: Ikan maskoki yang memunyai kepala mirip kepala singa, namun tidak mempunyai sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor pendek dan kaku.

7. Nirwana (celestial): Ikan maskoki dengan ciri khas bentuk pupil matanya yang menghadap ke atas. Karena bentuk matanya yang demikian menyebabkan ikan ini sulit memenangi kompetisi pakan dengan ikan lain. Oleh karena itu, ikan ini hanya cocok dipelihara dengan varietas yang sama. Ciri lain adalah warnanya oranye metalik dan tidak memunyai sirip punggung.

8. Burik: Ikan maskoki yang memiliki warna beraneka ragam. Varietas mas koki burik yang terkenal adalah shubunkin bristol.

9. Komet: Ikan maskoki yang ekornya yang berbentuk seperti garpu, memanjang, dan lebih panjang daripada badannya. Karena itu ekornya yang memanjang itu ia disebut komet.

10. Bubble eyes: Ikan maskoki yang memiliki mata normal, namun pelupuknya menggelembung seperti balon. Gelembung ini mulai tumbuh setelah ikan berumur tiga bulan. Ciri lainnya adalah ikan ini tidak memunyai sirip punggung.

ll. Sisik Mutiara: Ikan maskoki yang sisiknya seperti mutiara. Warna itu muncul di permukaan kulit, kalau diraba terasa berbintil.

12. Blackmoor: Ikan maskoki dengan ciri warnanya yang hitam kelam. Pada usia muda ikan ini berwarna coklat kemerahan. Adapun ekornya seperti kipas dan matanya berkembang seperti maskoki teleskop.

13. Kaliko: Sesuai namanya ikan ini berwarna-warni, warna yang muncul biasanya kuning, hitam, merah, dan putih...
Posted by BeBeN 010802 NduT
Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar.

Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup. Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam beberapa generasi terakhir.

Ikan Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.
Crowntail (ekor mahkota) atau serit, cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh seorang peternak cupang yang tinggal di daerah Jakarta Timur, pada tahun 1998. Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.
Double tail (ekor ganda)
Plakat Halfmoon
Giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm

Dalam kurun satu dekade terakhir ikan cupang hias yang banyak berkembang di kawasan Asia Tenggara kian populer di mancanegara. Ikan hias ini sering ditampilkan dalam ajang-ajang promosi dan pameran ikan hias internasional. Harga ikan kecil yang berukuran 3-5 sentimeter itu bisa mencapai jutaan rupiah per ekor.

Ciri menonjol dari ikan yang gerakannya agresif ini adalah warnanya yang menarik dan indah dengan sirip yang lebar dan bisa mekar. Jenis ikan cupang hias yang banyak diminati adalah cupang alam (wild betta), selain cupang hasil budidaya.

Popularitas cupang hias kian berkilau seiring dengan semakin beragamnya corak cupang. Ini yang membuat pasar cupang tidak seperti ikan hias lainnya, yang naik turun seiring dengan tren selera peminat ikan hias.

Pengembangan ikan cupang hias tidak membutuhkan perawatan khusus. Hanya butuh waktu dan ketekunan dalam proses menjodohkan cupang. Hal ini karena ikan jantan sangat pemilih dalam menentukan pasangan.

Selain itu, pasca pemilahan diperlukan pengawasan. Sebab, ada kecenderungan ikan betina yang telah menghasilkan telur akan disingkirkan oleh cupang jantan. Cupang jantan cenderung merawat sendiri telur dan anakan. Sebaliknya, cupang betina cenderung memakan telur hasil pemilahan.

Saat ini, pemasaran sebagian ikan cupang dilakukan melalui internet. Melalui pemasaran berbasis internet itu, produk cupang dalam negeri bisa laku dijual hingga ke benua lain. Ikan yang diekspor umumnya berkualitas tinggi, yaitu berukuran tubuh lebih dari 4,5 sentimeter, dengan harga jual minimal ratusan ribu rupiah.

Semakin bagus bentuk tubuh, fisik, dan sirip cupang, harga jualnya makin bagus. Bisnis ini menguntungkan karena tidak ada standar atau patokan harga tertentu. Harga bergantung minat

Kamis, 02 Desember 2010

Arwana


Arwana

Siapa sih yang tidak kenal dengan ikan yang satu ini, Yoi..ikan arwana yang begitu mempesona. Bisa di bilang arwana adalah ikan yang sebagian besar mengisi ruang tamu rumah para konglomerat, yang merupakan ikan bisa dibilang mahall banget!!!

Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Ikan Arwana (Scleropages formosus), merupakan ikan yang tergolong satwa langka Indonesia dengan habitat asli di kalimantan dan juga Papua. Ikan arwana dikenal dengan berbagai nama lokal seperti : Ikan Naga, Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana / Arowana, termasuk dalam kelompok ikan primitif yang berevolusi lebih dari 10 juta tahun.
Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang khas, berkesan gagah dan sedikit angkuh, dilengkapi dengan sungut pada mulutnya dan sisik yang besar dengan susunannya yang harmonis, membuat keindahan dari ikan ini sangat menonjol. Ikan ini berenang dengan tenang sehingga jika diletakkan dalam akuarium akan membuatnya benar benar terlihat sebagai ikan yang anggun. Ikan ini jug mendapat julukan dragon fish alias ikan naga. Fosil ikan ini ditemukan diberbagai tempat dan diduga berumur antara 10-60 juta tahun (tergantung pada spesies dan tempatnya). Arwana digolongkan dalam famili Osteoglosidae, memiliki karakteristik badan memanjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan.
Habitat Ikan Arwana 
Habitat ikan ini pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis, dimana pepohonan tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke atas. Di habitat seperti inilah ikan-ikan arwana berada, berkembang biak, dan bersembunyi.
Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu Kecamatan Slimbau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan dasar tanahnya berkapur. Sedangkan di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa banjiran yang dasar tanahnya bergambut.
Jenis-jenis Ikan Arwana 
Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ada empat variasi warna yaitu Arwana hijau ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia, warna emas dengan ekor merah ditemukan di Indonesia, dan warna emas ditemukan di Malaysia. Di Kalimantan Barat ditemukan arwana berwarna merah, sedangkan di Sumatera Selatan berwarna hijau putih. Beberapa istilah ikan arwana seperti arwana Silver, Gold, Super Red dan sebagainya. Namun yang mempunyai harga jual tertinggi ataupun paling diminati oleh penggemar ikan naga ini adalah jenis Super Red. Jenis ini dipercaya membawa keberuntungan (hokie) bagi pemiliknya dan pembawa kekayaan sekaligus dapat menaikkan status sosial sang pemilik terutama jika memiliki Arwana dengan spesifikasi khusus yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Pada awalnya ikan ini dikenal sangat sulit untuk berkembang biak diluar habitat aslinya, namun pada perkembangannya ikan ini dapat berkembang biak pada tambak ataupun kolam-kolam buatan dengan air yang telah diatur keasaman ataupun suhunya. Hal ini memungkinkan penangkaran dapat dilakukan jauh dari habitat asli ikan ini.
Ikan Arwana pada tempat penangkaran ini dapat bertelur sebanyak kurang lebih 100 - 150 butir. Telur-telur arwana ini disimpan dalam mulut Arwana jantan. Ketika masih kecil telur Arwana berbentuk bulatan merah dengan jentik kecil seperti berudu menempel pada bulatan tersebut. Setelah beberapa minggu berudu tersebut membesar dan bulatan merah yang berfungsi sebagai makanan makin mengecil dan akhirnya menghilang.


Disini saya akan memberi sedikit tips cara merawat ikan arwana yang baik dan benar di dalam aquarium, sehingga ikan arwana anda tidak stres ataupun agar bisa berkembang dengan baik.


1. Perhatikan peralatan aquarium

Berhasil tidaknya akuarium menjadi tempat yang nyaman bagi ikan arwana, sungguh dipengaruhi oleh kelengkapan sarana pendukungnya.


Aerator
Fungsi aerator atau pompa udara adalah menyuplai udara ke dalam air akuarium, dan sekaligus menguapkan atau mendorong hasil sisa-sisa pembakaran ke luar dari akuarium. Aerator dikatakan baik, jika arus listrik yang menggerakkannya kecil, tetapi udara yang ditiupkannya relatif banyak.

Heater & Thermometer
Alat pemanas (heater) ini diperlukan terutama pada waktu suhu air akuarium turun drastis. Sedangkan alat pengontrol suhu air atau termometer juga dipasang dalam akuarium. Di daerah dingin, heater dan termometer ini sangat dibutuhkan.

Filter
Fungsi filter atau penyaring untuk menyaring air dalam akuarium. Kerja filter mencakup ini untuk menyedot air akuarium, menyaring, dan mengembalikannya lagi ke dalam akuarium dalam kondisi bersih.

Lampu TL
Keberadaan lampu TL, selain menyinarkan cahaya, juga sanggup mempercantik penampilan akuarium. Tapi, jangan sampai sinar lampu TL justru menimbulkan panas yang melebihi kebutuhan. Idealnya untuk akuarium seluas 80x40 cm memerlukan lampu TL berdaya 20 watt.



2. rajin melakukan perawatan akuarium
mau tak mau jika anda terlanjur mencintai ikan arwana dalam akuarium, cukuplah rajin melakukan perawatan. sebab déngan demikian itu, penampilan arwana dalam akuarium tampak sehat, segar, dan menyenangkan.


pemberian makanan
menu utama arwana dalam akuarium adalah kelabang. tapi jangan terus- menerus diberi kelabang, sebaiknya divariasi déngan makanan lain. contohnya: udang, kecoa, katak, lipan, kadal, maupun jangkrik.

pengontrolan & pergantian air
setiap hari diwajibkan mengontrol suhu dan ph air. adapun suhu air ideal bagi ikan arwana sekitar 25-27 derajat celcius. andaikata suhu air dingin, segera nyalakan heater hingga suhu air sesuai kebutuhan. sedangkan ph yang dikehendaki sekitar 6-8,5. andaikata ph terlalu rendah, maka tambahkan kapur ke dalam akuarium. selain itu, sanitasi air perlu diperhatikan pula, silakan mengobati air akuarium déngan malachite green, déngan frekuensi 3 minggu sekali.
dan jangan lupa, air akuarium juga diganti. namun pergantian air dipilahkan menjadi dua, yakni: (a) pergantian air secara reguler setiap 2 hari sekali dengan volume 10% dari seluruh volume air akuarium, dan (b) total pergantian air dilakukan setiap 3 bulan sekali. jika anda menggunakan air pam, sebaiknya dibiarkan 24 jam terlebih dahulu agar kandungan khlor mengendap, dan setelah itu bisa dimasukkan ke dalam akuarium.

3. penataan interior akuarium
kehidupan di dalam akuarium adalah replika lingkungan hidup di alam bebas. oleh karena itu, perlu penataan interior dalam akuarium. ini berarti menuntut apresiasi estetika, sehingga perpaduan antara keindahan akuarium dengan anggunnya ikan arwana sanggup menampilkan nuansa kesejukan yang harmonis.

tanaman air
mengingat asal-muasal ikan arwana yang suka bersembunyi di bawah tanaman air, maka kita pun siap menyediakan tanaman dimaksud. ada beberapa jenis tanaman air yang dapat dipilih antara lain: vallisneria spiralis, hidrilla verticillata, riccia fluiutana, higrophila polisperma, pistia stratiotes, najas indica, dan sebagainya.

pasir batuan
pasir digunakan sebagai landasan peletakan batuan. sebaiknya digunakan pasir sungai, yang masih bercampur dengan humus. di samping itu, diberi juga batuan dan termasuk karang-karangan. ukuran batu idéal berdia meter 3 mm. batuan tersebut memiliki berbagai corak dan warna yang beragam namun tetap indah.

Semoga Bermanfaat..:)