Rabu, 22 Desember 2010

Koi


Ikan Koi atau dalam bahasa Jepang lebih dikenal dengan nishikigoi, memiliki keanggunan dan keelokan badan. Lekuk dan liuk gerak ikan koi adalah pemandangan indah yang membuat kepincut siapa saja yang melihatnya. Ada yang sekadar hobi, mengagumi bentuk dan warna, hingga benar-benar ingin menggeluti bisnisnya. Sebagai lanjutan dari Asosiasi Pencinta Koi Indonesia (APKI), komunitas pencinta ikan hias air tawar pun merapatkan barisan. Penggemar, peternak, pembudidaya, pemerhati hingga pedagang membentuk Sakato Koi Club (SKC) sebagai wadah berkumpul, tukar informasi bagi ”penggila” koi di Sumbar.

Meskipun komunitas sejenis di daerah lain berawal dari ngumpul bareng pencinta ikan koi melalui mailing list, SKC tidak demikian. Selepas dibantuk November 2007 dan berkeliling mengunjungi tempat budidaya koi di seluruh Indonesia mereka bertekad menjadikan Sumbar sentra pengembangan koi. SKC yang dipimpin Supriadi Suroso ini memiliki anggota sekitar 20 orang yang tersebar di wilayah Sumbar. Tapi perlu diingat kata Supriadi SKC satu-satunya wadah pencinta koi di Sumatera. “Untuk jumlah anggota kita tidak terlalu banyak. Yang penting anggota benar-benar serius menggeluti hobi ini.

Kita juga membuka kesempatan untuk semua pencinta koi. Jangan sungkan. Disinilah kita bisa bertukar informasi tentang koi,” ajaknya. Forum ini bisa menjadi ajang diskusi seputar ikan koi, mulai dari cara perawatan dan pemeliharaan, sampai ke jual beli. Juga dibicarakan kriteria ikan bagus dan jelek, penanganan terhadap ikan sakit, hingga masalah penanganan kolam tempat memelihara koi. “Bentuknya lebih kepada media komunikasi antar pencinta koi. Sifatnya pun non profit dan non-komersial,” tuturnya.

Hobi ini tergolong langgeng, berbeda dengan hobies ikan lain yang sifatnya musiman. Menurut anggota SKC lainnya, Iman yang mulai menggeluti koi sejak tahun 1985 ini, sesuatu yang cepat naik atau booming maka bisa cepat tenggelam atau surut. Beda dengan koi yang tetap eksis dimata pencintanya. Sebut saja, Kohaku, Showa Sanshoku, Taisho Sanshoku, Utsurimono-Bekko, Asagi-Shusui, Koromo-Goshiki, Kinginrin, Hikarimono, Tancho, dan Kawarimono. Sebagian besar penamaan yang didasari warna dan letak bercak di badan koi tersebut selalu mendapat tempat di hati pencintanya.

Bentuk tubuh ikan koi bagi pencintanya seperti torpedo dan proporsional. Kualitas warna kulit, pola warna yang berimbang merupakan nilai plus. Penilaian tak hanya dilihat dari gerakannya saja, tapi juga bentuk tubuh, kualitas kulit, warna dan pola. “Tak hanya itu, diadakan pula bursa dan lelang yang terbuka untuk umum. Saat mengadu ikan koi, pertama kali, akan dikategorikan berdasar ukuran panjang. Setelah itu, barulah dilihat hal yang spesifik, seperti warna, bentuk, dan keseimbangan pola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar